Palek Ayam Bakar..


Cinta sejatiku yg pertama jatuh ke orang yg lucu, aneh tapi ya lumayan lah. Kalo tampang nggk usah ditanya, nggk terlalu ganteng. Masalah nasib, mungkin untuk sebagian cewek bakal mikir kenapa aku bisa sampe pacaran sama nih orang.
Bukannya mau jelek"in, tapi jujur, dia cuma lulusan SD, dia sempat SMP tapi cuma sampe kelas 2, nggk sampe lulus. Bukannya nggk ada biaya, cuman waktu itu dia mikirnya buat apa sekolah cuma ngabisin uang orang tuanya, mending dia kerja serabutan yg penting bisa ngebantu orang tuanya.
Jujur aku sayang banget sama dia, sampe sekarang aku nggk pernah nemu cowok kayak dia. Dia itu bisa ngejaga perasaan orang lain, bisa ngerti apa yang ku suka, apa yg ku mau, dan apa yg nggk ku suka.
Awalnya aku kenal dia dari SD, sebenernya dia itu kakak kelasku, cuma waktu aku naik kelas 5 dia nggk naik ke kelas 6, jadinya sekelas deh. Dia orangnya emang gila, tapi bukan nggk waras loh ya. Dia itu kalo ngomong blak-blakan, nggk mikir panjang, tapi aku tau itu semua cuma becandaan, jadi kalo dia ngomong aneh-aneh aku ya santai aja. Waktu lulus SD aku udah jarang ngumpul-ngumpul bareng lagi, tapi emang sering liat dia keliaran sih. Maklum aja rumah deketan, hahaha.
Waktu itu aku masih kelas 1 SMA, dia minta nomorku lewat temannya. Aku nggk tau awal mulanya kenapa dia mau minta nomorku, sampe akhirnya smsan pun nggk ada berhenti. Lama kelamaan jadi aneh sama dia, dia mulai ngomong masalah pacar-pacaran, sampe akhirnya kami jadian. Waktu pertama kali dia "ngapel" itu malam minggu, dia kerumah sama temennya. Mamaku nanya dia siapa, ternyata mama masih ingat sama dia karna dia emang teman SDku. Dari situ mama udah nggk suka aku pacaran sama dia, jadi kami berdua mutusin buat backstreet dari orang tuaku.

Panggilan sayang kami juga aneh, dia manggil aku Bunda dan aku manggil dia Ayah. Agak lebay sih tapi berkesan banget. Sekitar 3 minggu pacaran dia disuruh kerja di Sangata, aku lupa juga dia kerja apa disana yg jelas aku LDR-an sama dia. Kurang lebih kami 3 bulan kita LDR+Backstreet dia balik ke Samarinda, dia bingung gimana caranya mau ketemu aku, jadi dia ngajak aku kerumahnya. Dia ngenalin aku ke orang tuanya, dari situ dia mulai ngenalin aku ke keluarganya ke kakaknya, ade-adenya sepupunya, sampe ke tante-tantenya. Pokoknya aku diperlakuin seolah-olah aku ini istrinya.
Tapi lama kelamaan mama sama bapak tau kalo aku pacaran dan masih sering ketemu sama dia. Sampe akhirnya mama nyuruh omku buat ngingetin dia, ngingetin kalo dia nggk boleh deketin aku lagi. Biarpun dia tetep mau pertahanin tetep aja aku kasian sama dia, aku takut dia di apa-apain sama omku. Waktu itu aku 8 bulan pacaran sama dia, 8 bulan Backstreet dr orang tua, 3 bulan LDR, 5 bulan bahagia bareng dia. Akhirnya aku milih putus aja sama dia, mungkin emang udah takdirnya kami nggk bisa sama-sama.
Tapi jujur aku senang bisa pacaran sama dia, cewek-cewek yg pacaran sama dia juga pasti beruntung banget.
Kabar yg aku tau sekarang dia kerja di satu rumah makan di Gerilya, dia jadi tukang bakar ayam+ikan. Tapi aku tetap jatuh cinta sama dia, tetap sayang sama dia, dan nggk akan pernah berubah.

Love You Ayah, Selamat Ulang Tahun.. :)




The Love of Siam



Mew, adalah anak yang keras kepala, adalah tetangga Tong. Tong adalah seorang bocah energik yang tinggal beserta orang tua dan kakak perempuannya. Setelah secara tidak sengaja Tong meludahkan sepotong permen karet ke atas rambut Mew, Tong berinisiatif untuk berteman dengan Mew namun sayang tidak berhasil.
Di sekolah, Mew tengah dipojokkan oleh beberapa siswa lainnya dan tengah dilecehkan hingga Tong melangkah untuk membelanya. Tong pun terluka dan meminta maaf kepada Mew atas insiden permen karet tersebut. Mew bersyukur atas pertolongan Tong dan menganggap bahwa kini mereka berdua impas. Keduanya menjadi teman baik mulai dari saat itu.
Mew memainkan piano peninggalan kakeknya bersama dengan neneknya, yang lantas mulai memainkan sebuah lagu. Mew menanyai neneknya mengapa beliau sangat menyukai lagu tersebut dan neneknya menjawab, lagu tersebut biasa dimainkan oleh kakeknya untuknya. Hal tersebut merupakan cara beliau untuk mengungkapkan rasa cintanya kepadanya sambil menjelaskan bahwa suatu hari kelak, Mew akan dapat memahami makna dari lagu tersebut.
Suatu hari keluarga Tong berangkat ke Chiangmai dan kembali tanpa saudari Tong, Tang, karena ia ingin menginap bersama teman-temannya selama beberapa hari. Tong membawakan Mew sebuah hadiah dan memutuskan untuk memberikannya kepada Mew potongan demi potongan melalui sebuah permainan Berburu Harta Karun. Satu per satu, Mew menemukan keseluruhan potongan yang ada kecuali sebuah potongan terakhir yang disembunyikan di sebuah pohon. Pohon tersebut telah ditebang sebelum mew dapat mengambil potongan yang ada di sana dan mengakibatkan hadiah yang dibelikan oleh Tong menjadi tidak lengkap. Tong merasa kecewa atas, namun Mew tetap menghargai usaha Tong. Tang menelepon ibunya dan berkata bahwa ia berencana untuk memperpanjang liburannya di Chiangmai hingga tanggal 24 Desember. Tong memperhatikan kalender dan menyadari bahwa Tang tidak akan pernah dapat menghadiri pemutaran drama Natal yang akan diperankan olehnya.
Selepas drama Natal, Tong menerima telepon dari orangtuanya yang menyuruhnya untuk tinggal bersama Mew dan neneknya. Setelah melewati malam Natal di rumah Mew, Tong terbangun diiringi dengan tatapan dari kedua orangnyatanya beserta Mew dan neneknya. Tong diberitahu bahwa kedua orangtuanya akan berangkat ke Chiangmai selama beberapa hari untuk mencari Tang. Tong dihantui oleh perasaan depresi hingga kepulangan orangtuanya, dan mendapati bahwa Tang mungkin saja hilang. Tong menangis di hadapan Mew, yang berupaya untuk menghibur temannya.
Bulan pun berlalu dan keluarga Tong memutuskan untuk pundah. Pada hari perpindahan, Tong melihat Mew tengah duduk di birai dermaga. Tong mengucapkan salam perpisahannya dan berangkat dengan mobil. Tong menatap kebelakan dan melihat Mew berjalan mengikuti laju mobil sebelum akhirnya berhenti dan menangis karena kehilangan teman terbaiknya. Enam tahun pun berlalu. Kedua bocah ini pun dipertemukan kembali pada saat menduduki tahun terakhir mereka di Sekolah Menengah Atas Siam Square. Mew yang berbakat dalam musik kini menjadi seorang pimpinan grup band yang bernama August. Tong telah memiliki seorang kekasih yang cantik, Donut. Pertemuan tersebut membangkitkan kembali kenangan lama yang telah dipendam oleh Mew semenjak masa kanak-kanak, rasa cintanya kepada Tong.
Sementara, band Mew, memiliki seorang manajer baru, June. Parasnya terlihat sama persis seperti saudari Tong yang telah lama hilang, Tang. Setelah berjumpa dengan June, Tong dan ibunya, Sunee, menyusun sebuah rencana untuk membayar June untuk berpura-pura menjadi Tang, dengan harapan akan menolong ayah Tong untuk keluar dari keterikatan depresi alkoholnya. "Tang" mengarang sebuah cerita berdasarkan sebuah film Thai berjudul 'Ruk Jung', dengan mengaku bahwa ia terkena amnesia, itulah sebabnya ia telah melupakan tatacara mengucapkan doa makan Katolik yang biasa dilakukan oleh keluarga mereka.
Mew juga menjadi objek dari cinta bertepuk-sebelah-tangan dari gadis tetangganya, Ying.
Sayangnya, Mew memiliki perasaan yang kuat terhadap Tong, yang telah menjadi sumber inspirasinya untuk menulis sebuah lagu baru. Sang manajer, sama halnya dengan keseluruhan anggota band yang lain, merasa terkesan dengan gubahan Mew tersebut.
Kedua remaja tersebut berciuman di pekarangan rumah Tong di satu malam selepas pesta yang diadakan untuk merayakan kepulangan "Tang". Sebelumnya Tong juga pernah menghabiskan semalam bersama dengan mew, yang mana telah mengakibatkan ibunya menjadi khawatir.
Pada hari Natal, Tong dan ibunya merangkai hiasan pohon Natal, mereka mengadakan pembicaraan dari hati ke hati mengenai pilihan yang harus diambil, dan Tong meminta kepada ibunya untuk mengijinkannya untuk menentukan pilihannya sendiri.
Tong lantas bergegas menuju ke Siam Square untuk menghadiri kencannya dengan Donut. Sementara band Mew berpentas tak jauh dari sana, Tong mencampakkan Donut dan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak bisa bersama dengannya.

Ia langsung bergegas untuk melihat pertunjukan Mew bersama Ying yang telah menerima kenyataan bahwa Mew mencintai Tong. Setelah pentas, Tong memberikan Mew sebuah hadiah, potongan hidung dari boneka kayu yang telah diberikan oleh Tong kepadanya semasa mereka kecil. Namun, Tong berkata kepada Mew bahwa ia tidak dapat menjadi kekasih Mew namun itu tidak berarti bahwa ia tidak mencintai Mew.
Film ini berakhir dengan Mew menaruh potongan hidung yang hilang dari boneka kayu tersebut, sembari berkata "terima kasih" dan menangis dalam keheningan



Penantian Rahasia



Di sini ku seorang diri berteman gelisah hati
Selalu ku nantikan dia melintasiku
Aku bahagia meski hanya memandangmu

Tiap aku di hadapmu, ku coba rengkuh hatimu
Tapi pandangmu selalu saja tetap terhalang
Hinakah aku hingga tak terlihat olehmu

Telah lama aku disini menunggumu
Tapi engkau tak tau bahwa hatiku mencintaimu
Ingin ku teriak kepada seluruh dunia
Agar semuanya tau bahwa diriku mendambakanmu

Betapa letihnya hatiku menanti akan cintamu
Cinta yang aku tau pasti tak mungkin terbalas
Akankah aku teguh dalam penantianku

Telah lama aku disini menunggumu
Tapi engkau tak tau bahwa hatiku mencintaimu
Ingin ku teriak kepada seluruh dunia
Agar semuanya tau bahwa diriku mendambakanmu

My Little Bride


Boeun (Moon Geun Young) adalah seorang gadis SMA biasa yang mengkhawatirkan nilai-nilainya dan naksir kepada ketua tim bisbol di sekolahnya, Jungwoo.
Suatu hari, kakek Boeun meminta agar Boeun dapat menikah dangan Sangmin (Kim Rae Won) karena perjanjian yang dibuat dengan kakek Sangmin selama Perang Korea. Meskipun cucu, mereka tetap dipaksa untuk menikah karena pengaruh kuat kakek Boeun.
Pernikahan pun dilaksanakan, dan Boeun merahasiakannya dari orang banyak.
Dia berpura-pura bahwa dia tidak memiliki suami dan mulai kencan dengan Jungwoo. Boeun percaya bahwa dia dapat menjalani kehidupan ganda.
Semuanya berjalan lancar sampai Sangmin mengunjungi sekolah Boeun sebagai guru murid. Ada seorang guru menggoda  Sangmin dan dia kemudian menemukan bahwa Sangmin dan Boeun adalah suami istri.
Dia menghukum Boeun dengan membuat gambar di latar panggung. Sangmin kemudian membantu Boeun dengan karya lukisannya tanpa diketahui oleh Boeun.
Ketika seluruh keluarga mengalami bulanan mereka kumpul-kumpul, Boeun kakak sengaja menunjukkan video Boeun dengan Jungwoo.
 
Setelah itu dia menyadari kesalahannya pada Sangmin dan meminta maaf padanya. Dia juga tau dari temannya bahwa Sangmin telah membantu menyelesaikan lukisannya. Kemudian dia memutuskan hubungannya dengan Jungwoo. Pada saat festival budaya di sekolah Boeun di mana Sangmin diminta untuk membuat pidato, ia mengungkapkan ke seluruh sekolah bahwa dia telah menikah dengan Boeun. Sangmin kemudian memberitahu semua orang bahwa Boeun dipaksa untuk menikah dengannya dan memohon setiap orang untuk tidak melakukan diskriminasinya. Kemudian, Boeun datang ke panggung dan mengatakan Sangmin bahwa dia bukan anak kecil lagi dan mengatakan bahwa dia mencintainya.
Film ini berakhir dengan Sangmin dan Boeun hidup bahagia bersama-sama.

up